Dikau bagai rembulan penuh..
Menyatakan cahaya walau dalam rimbun pepohon..
Andai dedaun kering menjadi baja…
Bagi tanah-tanah lembap..
Dikau pula, penyubur hati dunia..
Kami ingin menumpang dirimu..
Di bawah cahaya kami berbayang…
Dikau tidak berbayang…
Dikau tidak mampu digambarkan…
Sekiranya alam jadi pencerita..
Pasti kelu lidahnya alam..
Tidak mampu menggambarkan..
Di mana permulaan dan di mana akhirnya kalam…
Pada dirimu terlihatnya taman..
Pada dirimu terkerdip tatah-tatah berlian..
cukup pada tulisan..daku melihat bagai di depan..
Pada dirimu lengkaplah semuanya..
Wahai bapa sekalian bapa…
Sungguh mujahadah dalam merindumu…
Tak lepas dari dusta..
Daku terpelanting diduga dan diduga…
Wahai bapa sekalian bapa…
Seni bicaramu halus mulus…
Kasih sayangmu merantai neraka…
Syafaatmu menutup murka…
Wahai bapa sekalian bapa..
Penyata akhlak yang paling mulia…
Sejahteralah Dikau selamanya…
daku belajar merindumu cinta..
Wahai Allah yang Maha Esa…
Campakkan rasa kasih buatku…
Lemparkan rasa sayang padaku..
Limpahkan serpihan rindu untukku…
Agar aku dirinya itu…
Walau tidak kulihat di kaca mata…
Cukuplah daku merasa…
Indahnya bercinta dengan Nabi yang mulia…
No comments:
Post a Comment